Rabu, 10 Mei 2017

ABU YANG RUGI

AMALAN yang RIYA' 

Dulu..... ada seorang alim yang getol beribadah. Sunahnya saja tak pernah lupa apalagi wajibnya. Sebut saja namanya Abu Bin Hasyim
Pada suatu ketika saat hendak mengambil air wudhu utuk Shalat Tahajud, beliau dikagetkan oleh keberadaan sesosok makhluk yang berada di padasan tempat ia biasa berwudhu.

Abu bertanya, “Wahai hamba Alloh, siapakah Engkau ?”. 
Sambil tersenyum, sosok itu berkata; “Aku Malaikat utusan Alloh” 

Abu Bin Hasyim kaget sekaligus bangga karena kedatangan tamu malaikat mulia. 
Dia lalu bertanya, “Apa yang sedang kamu lakukan di sini ?” 
Malaikat itu menjawab, “Aku disuruh mencari hamba pencinta Alloh” 
Melihat Malaikat itu memegang kitab tebal, Abu lalu bertanya; “Wahai Malaikat, buku apakah yg kau bawa ?” 
Malaikat menjawab; “Ini adalah kumpulan nama hamba-hamba pencinta Alloh.” 
Mendengar jawaban Malaikat, Abu bin Hasyim berharap dlm hati namanya ada disitu. 
Maka ditanyalah Malaikat itu. “Wahai Malaikat, adakah namaku dalam catatnmu?” 

Abu berasumsi bahwa namanya ada di buku itu, mengingat amalan ibadahnya yang tidak kenal putusnya. Selalu mengerjakan sholat Tahajud setiap malam, berdo’a dan bermunajat kepada Alloh SWT di sepertiga malam. 

“Baiklah, aku buka,” kata Malaikat sambil membuka kitab besarnya. Dan ternyata Malaikat itu tak menemukan nama Abu di dalamnya. 
Seakan Tak percaya, Abu bin Hazim meminta Malaikat mencarinya sekali lagi. “Betul … namamu tdk ada di dalam buku ini !” kata Malaikat. 
Abu bin Hasyim pun gemetar dan jatuh tersungkur di depan Malaikat. Dia menangis sejadi²nya. 
“Rugi sekali diriku yang selalu tegak berdiri di setiap malam dalam tahajud dan bermunajat … tetapi namaku tidak masuk dalam golongan para hamba pecinta Alloh,” ratapnya. 

Melihat itu, Malaikat berkata, “Wahai Abu bin Hasyim ! Bukan aku tidak tahu engkau bangun setiap malam ketika yang lain tidur … mengambil air wudhu dan kedinginan pada saat orang lain terlelap dalam buaian malam. Tapi tanganku dilarang Alloh menulis namamu.” 

“Apakah gerangan yg menjadi penyebabnya ?” tanya Abu bin Hasyim. 

“Engkau memang bermunajat kepada Alloh, tapi engkau pamerkan dengan rasa bangga kemana² dan asyik beribadah memikirkan diri sendiri. Di kanan kirimu ada orang sakit atau lapar, tidak pernah engkau tengok dan beri makan. Bagaimana mungkin engkau dapat menjadi hamba pecinta Alloh kalau engkau sendiri tidak pernah mencintai hamba² yang diciptakan Alloh ?” kata Malaikat itu. 

Abu bin Hasyim seperti disambar petir di siang bolong. Dia tersadar hubungan ibadah manusia tidaklah hanya kepada Alloh semata ( HablumminAlloh ), tetapi juga kepada sesama manusia ( Hablumminannaas ) dan alam.


MENGAPA BANGGA DENGAN AMALAN MU

 APA YANG MEMBUAT ALLAH  SENANG?

Nabi Musa : Wahai Alloh, aku sudah melaksanakan ibadah. Lalu manakah ibadahku yang membuat Engkau senang ?

Alloh :
SHOLAT ? Sholat mu itu untukmu sendiri, karena dengan mengerjakan sholat, engkau terpelihara dari perbuatan keji dan munkar.
DZIKIR ? Dzikirmu itu hanya untukmu sendiri, membuat hatimu menjadi tenang.
PUASA ? Puasamu itu untukmu sendiri, melatih dirimu untuk memerangi hawa nafsumu sendiri.
Nabi Musa : Lalu apa  yang membuat hatiMu senang Ya Alloh ?

Alloh : SEDEKAH, INFAQ, ZAKAT serta PERBUATAN BAIKmu. 
Itulah yang membuat AKU senang, karena tatkala engkau membahagiakan orang yang sedang susah, AKU hadir disampingnya. ---Dan AKU akan mengganti dengan ganjaran 700 kali (Al-Baqarah 261-262)---

Nah, bila kamu sibuk dengan ibadah ritual dan bangga akan itu... maka itu tandanya kamu hanya mencintai dirimu sendiri, bukan Alloh.

Tapi, bila kau berbuat baik dan berkorban untuk orang lain... maka itu tandanya kau mencintai Alloh dan tentu Alloh senang karenanya.

Buatlah Alloh senang maka Alloh akan limpahkan rahmat-Nya dengan membuat hidupmu lapang  dan bahagia

(Kitab Mukasyafatul Qulub  Karya Imam Al Ghazali)